Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHeader

The art of estoric thinking: Bagian pertama dari The7Awareness, NAQOY

  


"Pikiran adalah pelayan yang baik, sekaligus majikan yang jahat", itulah salah satu pembuka dalam buku The7Awareness, 7 Kesadaran hati dan Jiwa menjadi Manusia Di atas rata-rata, ternyata untuk menjadi manusia di atas rata-rata pintu pertama yang harus dipecahkan adalah pikiran. Dalam The7Awareness banya orang menjadi budak atas pikiranya sendiri, namun sebaliknya ada sebagian kecil berhasil menjadi majikan atas pikiranya sendiri. Saya sering memberikan contoh seperti ini, ketika seorang profesor ditahan oleh NAZI dan akan dieksekusi mati besok hari, malam harinya dirinya menatap bulan yang sangat indah sambil membayangkan anak dan istrinya bahagia berkumpul bersamanya besok, malam itu dirinya menikmati sekali pemandangan karena baginya ini adalah malam terakhir dirinya akan tinggal di tahanan tersebut, dirinya belajar mengendalikan pikiran dalam situasi yang tertekan. Pikiranya memberikan data yang sudah lewat berupa tanggal dan jam kematianya besok sesuai perintah yang diumumkam, namun prosesor tersebut terus menjadi majikan atas pikiranya, malam itu sengaja dirinya tidak terlelap dalam tidur sambil menikmati kebahagiaan dalam pikiran bersama keluarga. Ajaibnya 2 jam sebelum waktu eksekusinya tiba, ternyata ada serangan yang membuat profesor berhasil diselamatkan sehingga seminggu berikutnya dikabarkan sudah berkumpul bersama keluarganya kembali.

Contoh ini menggambarkan kepada kita bahwa hidup ini tidak hanya tergantung kepada stimulus yang kita terima namun bagaimana kita bisa menata dan menjaga pikiran agar selalu positif dan baik, hal ini akan menuntun kita menjadi manusia di atas rata-rata. Sementara contoh yang kedua adalah menggambarkan tentang seseorang yang menjadi budak atas pikiranya sendiri. Ketika suatu hari seorang napi yang divonis mati dikarenakan kejahatanya seperti pembunuhan dan pemerkosaan, akhirnya ditentukan waktu kematianya, terjadual esok sore adalah kematian dengan cara pemancungan kepalanya tepat ketika kampak otomatis sudah sampai di hitungan 100. Keesokan harinya, seorang psikolog menemani algojo yang akan melakukan eksekusi kematian penjahat tersebut, sejak semalam napi ini gelisah dan stress, terbayang oleh dirinya adalah pisau/ kampas tajam yang akan diayunkan kepadanya. Algojo mengatakan setelah mengikat tangan dan kakinya bahwa tepat hitungan 100 kapak ini akan memenggal kepalanya. Akhirnya waktu yang di tentukan datang, hitungan keras dimulai dari angka 1 dan seterusnya, keringan Napi semakin menjadi dan ketakutanya semakin tampak, ketika sudah memasuki hitungan 50 dirinya semakin panik, dan ketika memasuki hitungan ke 98 ternyataNapi ini sudah mati sebelum kapak/ pisau otomatis ini mengenai kepalanya, seorang psikologi mengatakan bahwa "Napi ini mati oleh pikiranya sendiri".

Contoh yang kedua adalah menunjukan kepada kita bahwa pikiran akan bisa menjadi majikan yang jahat, dalam situasi pandemi seperti ini tentu saja sangat penting bisa menyadari bagaimana cara kerja pikiran kita masing-masing. Ketika seseorang terkena PHK karena dampak Covid 19 dirinya mengurung di kamar, membayangkan perusahaan yang kejam dan buruk padanya karena melakukan PHK pada saat dirinya belum siap.  Perasaan malu karena tidak punya pekerjaan kembali serta merasa tidak layak dihadapan istri dana anak-anaknya, karena pikiran meracuni akhirnya dirinya memilih untuk mengakhiri semuanya dengan cara gantung diri. Dirinya mati dalam keadaan keluarga yang penuh cinta. Pikiran jika tidak dirawat dan dikendalikan akan menjadi raja bagi hidup ini sehingga akhirnya kita mudah mengeluh, kecewa dan putus asa. 

Sementara contoh kedua adalah seorang teman yang kena PHK dari perusahaanya  lalu dirinya menantang membuat tantangan keajaiban rezeki dalam 21 hari dengan menginstal rahasia 'Unconditional Happiness", lalu membiasakan sedekah setiap hari seta yang terakhir adalah menjaga lidah dari kata-kata kotor. Tidak lebih dari 2 bulan menganggur dirinya langsung dapat akses untuk bekerja kembali bahkan dengan gaji 3 kali lipat dari sebelumnya walau dalam situasi pandemi.  Kedua contoh terakhir menunjukan kepada kita bahwa benar pikiran selalu dualitas, kadang baik dan kadang buruk, alhasil jika kita tidak bisa menjaga dan mengendalikanya maka  kebalikanya yang akan diterima. 

Pandemi ini sulit kita kendalikan namun ada satu hal yang harus dimulai untuk dikuasai dan dikenalikan yaitu pikiran kita masing-masing, kesadaran baru akan pikiran harus dihidupkan agar kewaspadaan diri menjadi jawabanya bahwa kita adalah majikan atas pikiran kita sendiri. 

INFORMASI TRAINING THE7AWARENESS , akan diadakan tanggal 6-8 Agustus 2021 selama 3 hari dari pukul 09.00-17.00 Wib. Pendaftaran Hub 087878289001, 081287475463 email rumahkesadaran@ymail.com

 

 

Bottom Ad [Post Page]