Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHeader

Kerangka Konseptual No Box Leadership - Disertasi Coach Naqoy, Unpak Bogor


 

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dirancang untuk memetakan alur berpikir dalam mengkaji model No Box Leadership pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Tangerang Selatan. Model ini diposisikan sebagai konsep utama yang menjadi fokus analisis, dengan tujuan menghasilkan konstruksi kepemimpinan yang efektif, aplikatif, dan sesuai dengan kebutuhan transformasi pendidikan tinggi.

1. Titik Awal: Model No Box Leadership

Penelitian dimulai dari konsep dasar No Box Leadership yang diperkenalkan oleh Naqoy dan Umi Rusilowati, yang menekankan pentingnya kepemimpinan berbasis kesadaran (awareness), nilai (values), dan inovasi (innovation). Konsep ini kemudian dikaji secara sistematis melalui kajian literatur (Systematic Literature Review/SLR) dan referensi jurnal-jurnal terkait untuk mendapatkan landasan teoretis yang kuat.

2. Identifikasi Karakteristik dan Deskripsi Awal

Tahap awal dilakukan melalui analisis deskriptif dan eksploratori, dengan pendekatan Soft Systems Methodology (SSM). Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan karakteristik unik No Box Leadership yang sudah dipraktikkan di lingkungan PTS Tangerang Selatan. Hasil dari tahap ini dituangkan dalam bentuk Rich Picture dan model konseptual yang bersifat konstruktif.

3. Validasi Empiris melalui Wawancara

Untuk memperdalam pemahaman, penelitian juga melibatkan wawancara langsung dengan pakar dan praktisi yang memiliki pengalaman dalam menerapkan No Box Leadership. Pendekatan ini memperkuat hasil eksplorasi teoretis dengan data empiris, sehingga model yang dirumuskan tidak hanya berbasis konsep abstrak tetapi juga memiliki pijakan pada realitas lapangan.

4. Analisis Faktor melalui SAM-PLS

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penerapan No Box Leadership. Analisis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM-PLS) untuk menguji pengaruh dan validitas faktor-faktor tersebut secara kuantitatif. Dengan demikian, diperoleh gambaran yang komprehensif mengenai hubungan antarvariabel, termasuk dampaknya terhadap kinerja manajerial dan akademik di institusi.

5. Sintesis dan Pengembangan Model Implementatif

Hasil analisis faktor kemudian disintesiskan dengan menggunakan pendekatan Interpretive Structural Modeling (ISM). Tahap ini bertujuan menyusun model No Box Leadership yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga implementatif. Artinya, model dapat digunakan sebagai acuan praktis oleh PTS dalam membangun pola kepemimpinan yang efektif.

6. Verifikasi dan Validasi Model

Model yang dihasilkan tidak langsung diterima begitu saja, melainkan melalui proses verifikasi dan validasi. Jika model terbukti konsisten, relevan, dan dapat diterapkan, maka hasil akhirnya adalah sebuah model No Box Leadership yang memiliki tingkat efektivitas tinggi. Sebaliknya, apabila ditemukan kelemahan, maka dilakukan revisi dan penyesuaian untuk memastikan kesesuaian dengan konteks penelitian.

7. Hasil Akhir: Model Efektif No Box Leadership

Tahap terakhir dari kerangka konseptual ini adalah tersusunnya model kepemimpinan No Box Leadership yang efektif. Model ini diharapkan mampu menjawab tantangan kepemimpinan di PTS, sekaligus memberikan kontribusi konseptual dan praktis dalam pengembangan ilmu manajemen pendidikan tinggi di Indonesia.

Bottom Ad [Post Page]