1.EUIS SUMIRAH MAN 2 SUKABUMI
2.H.ASEP AKMAL HASAN ( KUA PLRTU)
3.NENENG NURBAETI, MIN 1 SUKABUMI
4.WAWAN SETIAWAN .MTSN 3 SUKABUMI
5.NIA IGRA
6.H.ASEP SUPYADI .MAN 3 SMI
7.SOHEH RUDIANTO 500.MIN 4 SUKABUMI
8.INA IGRA
9.DIDIM DIMYATI.MA AL WASILAH
10.H.MAMAN HIDAYAT.M.Si.KASI PENMAD SMI
11.LIA YULIANTINI.IBU KASI PENMAD
12.ADE ANSORULOH.MAN 1 SKBMI
13.DIDI MURSIDI.MTS ASSAADAH SKBMI
14.UMI FARIHAH.MA AL.MATHIN
15.RINA,MTSBAL.HIKMAH
16.APIP TIBYANI.MIN 5 SUKABUMI
17.H.MUSHOLHAN MASIH.MTSN 2 SUKABUMI
Konsep The7Awareness, yang dikembangkan oleh Dr. Nanang Qosim Yusuf (Naqoy), merupakan kerangka pengembangan diri yang menekankan pentingnya kesadaran multidimensi sebagai fondasi pembentukan karakter, perilaku, dan kepemimpinan. Dalam perspektif akademik, konsep ini memberikan kontribusi signifikan terhadap teori kepemimpinan modern, terutama pada ranah conscious leadership, transformational leadership, dan self-leadership. Beberapa manfaatnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Penguatan Kesadaran Diri sebagai Basis Kepemimpinan Efektif
Kesadaran diri (self-awareness) merupakan pilar utama dalam The7Awareness. Literatur manajemen kontemporer menyatakan bahwa pemimpin dengan tingkat kesadaran diri yang tinggi lebih mampu melakukan regulasi diri, memahami pola pikirnya, serta mengontrol bias dalam pengambilan keputusan. The7Awareness menjadi instrumen reflektif untuk membantu pemimpin menilai kembali nilai personal, orientasi tujuan, dan identitas diri.
Manfaat ini sejalan dengan gagasan Goleman bahwa self-awareness adalah inti kecerdasan emosional. Dengan demikian, The7Awareness memperkaya kerangka EI (Emotional Intelligence) melalui pendekatan spiritual dan reflektif yang lebih holistik.
2. Pengembangan Mindset Pemenang (Winner’s Mindset) untuk Peningkatan Kinerja
Salah satu muatan utama The7Awareness adalah pembentukan mentalitas pemenang, yaitu orientasi terhadap ketekunan, optimisme, dan komitmen terhadap hasil terbaik. Dalam organisasi modern, mentalitas ini terbukti meningkatkan produktivitas, adaptabilitas, dan daya saing individu.
Secara akademik, hal ini bersinggungan dengan teori growth mindset (Dweck, 2006), di mana individu yang memiliki keyakinan untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya akan lebih mudah mencapai prestasi tinggi. The7Awareness memberikan struktur internalisasi nilai tersebut melalui latihan kesadaran, afirmasi positif, dan mekanisme kontrol diri.
3. Peningkatan Regulasi Emosi dan Stabilitas Psikologis
Dalam dinamika kepemimpinan, kemampuan mengelola emosi mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam menghadapi tekanan, konflik, dan kompleksitas sosial. The7Awareness menekankan kesadaran emosional sebagai fondasi untuk tidak reaktif dan tetap tenang dalam situasi kritis.
Manfaat ini berkontribusi pada pembentukan emotionally mature leaders, sebuah konsep yang semakin penting dalam organisasi abad ke-21 yang penuh ketidakpastian (VUCA world). Regulasi emosi yang efektif meningkatkan kualitas hubungan antarindividu, memperkuat kepercayaan tim, serta mendukung suasana kerja yang harmonis.
4. Pembentukan Kesadaran Spiritual sebagai Etika Kepemimpinan
The7Awareness tidak hanya berorientasi pada kesadaran kognitif dan emosional, tetapi juga spiritual. Kesadaran spiritual mendorong pemimpin memiliki integritas, empati, serta tanggung jawab moral terhadap organisasi dan masyarakat.
Dalam kajian kepemimpinan kontemporer, pendekatan ini sejalan dengan teori spiritual leadership (Fry, 2003), yang menyatakan bahwa pemimpin yang berlandaskan nilai-nilai spiritual akan lebih mampu menciptakan makna, visi, dan budaya organisasi yang positif. The7Awareness memperkaya teori tersebut melalui pendekatan personal yang pragmatis dan mudah diinternalisasi.
5. Mendorong Kapasitas Refleksi dan Pembelajaran Berkelanjutan
Refleksi merupakan unsur penting dalam pengembangan kompetensi kepemimpinan. Melalui struktur tujuh kesadaran, individu terdorong untuk melakukan evaluasi diri secara sistematis, mengidentifikasi pola perilaku yang menghambat, serta memperbaiki strategi personal.
Dalam konteks akademik, kemampuan reflektif ini berkontribusi pada double-loop learning (Argyris & Schön), di mana individu tidak hanya belajar memperbaiki tindakan, tetapi juga meninjau ulang asumsi dasar yang mendasari tindakannya. The7Awareness menyediakan kerangka praktik yang mendukung jenis pembelajaran ini.
6. Meningkatkan Kecerdasan Sosial dan Hubungan Interpersonal
The7Awareness memfasilitasi peningkatan kesadaran terhadap orang lain (other-awareness), yang berimplikasi langsung pada kualitas komunikasi, empati, dan kemampuan kolaboratif. Dalam organisasi modern, kompetensi interpersonal menjadi kunci keberhasilan kepemimpinan.
Manfaat ini beririsan dengan konsep social intelligence (Thorndike, Goleman) dan memperkuat perspektif bahwa pemimpin tidak hanya diukur dari pencapaian pribadi, tetapi dari kemampuannya membangun hubungan yang produktif dan sehat.
7. Membangun Ketahanan Psikologis (Resilience) dalam Kepemimpinan
Ketahanan menghadapi tekanan, kegagalan, dan situasi tak terduga menjadi salah satu indikator kepemimpinan efektif. Melalui prinsip kesadaran yang saling terkait, The7Awareness memperkuat kemampuan individu untuk bangkit kembali dan tetap fokus pada solusi.
Konsep ini relevan dengan teori psychological resilience yang menekankan pentingnya fleksibilitas kognitif, optimisme, dan regulasi emosi. Dengan demikian, The7Awareness menjadi metode praktis untuk membangun ketangguhan pemimpin dalam konteks organisasi yang dinamis.
----------------------------------
Training The7Awareness bersama Coach Naqoy bisa hub 087878289001, 081287475463 email naqoycenter@gmail.com
