Pengaruh The7Awareness Training terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Labschool FIP UMJ”
Zaara Hayat Yusuf, Zyvaa Hayat Yusuf, Nanang Qosim Yusuf, Dewi Umronih Yusuf
MAN 1 Tangsel, MAN 1 Tangsel, Rumah
Kesadaran, Naqoy School of Character
Zaarahayatyusuf@gmail.com, Zyvaahayatyusuf@gmail.com, Naqoy.great@gmail.com, dewinaqoy@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the effect of
The7Awareness Training on students' learning motivation at SMP Labschool FIP
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). The7Awareness, developed by Naqoy
(Nanang Qosim Yusuf), is a self-awareness training approach consisting of seven
stages: Thinking, Silence, Success, Soul, Wisdom, Vision, and Surrender. The
research method used was quantitative with a quasi experiment design, involving
two classes as experimental and control groups. The research instrument was a
learning motivation questionnaire validated by educational experts. The results
of data analysis showed that there was a significant increase in students'
learning motivation after attending The7Awareness Training compared to the
group that did not attend the training. This training helps students to form a
positive mindset, increase learning focus, and foster a sense of responsibility
for academic achievement. The findings suggest that the integration of
self-awareness training such as The7Awareness can be an effective strategy to
support the improvement of education quality at the junior secondary school
level.
Keywords: The7Awareness,
learning motivation, self-awareness training, Labschool Junior High School,
character education
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh The7Awareness Training terhadap motivasi
belajar siswa di SMP Labschool FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). The7Awareness,
yang dikembangkan oleh Naqoy (Nanang Qosim Yusuf), merupakan pendekatan
pelatihan kesadaran diri yang terdiri dari tujuh tahap: Thinking, Silence, Success,
Soul, Wisdom, Vision, dan Surrender. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi experiment),
melibatkan dua kelas sebagai kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen
penelitian berupa angket motivasi belajar yang divalidasi oleh ahli pendidikan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan pada
motivasi belajar siswa setelah mengikuti The7Awareness Training
dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengikuti pelatihan. Pelatihan ini
membantu siswa dalam membentuk pola pikir positif, meningkatkan fokus belajar,
serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pencapaian akademik. Temuan ini
menunjukkan bahwa integrasi pelatihan kesadaran diri seperti The7Awareness
dapat menjadi strategi yang efektif untuk mendukung peningkatan kualitas
pendidikan di tingkat sekolah menengah pertama.
Kata kunci: The7Awareness, motivasi belajar, pelatihan kesadaran diri, SMP
Labschool, pendidikan karakter
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang pesat di era digital saat ini membawa dampak
signifikan terhadap perilaku dan mentalitas siswa. Generasi muda, khususnya
pelajar di tingkat sekolah menengah, semakin terpapar oleh dinamika teknologi
informasi, media sosial, dan budaya instan yang secara tidak langsung
memengaruhi pola pikir, kedisiplinan, serta motivasi mereka dalam belajar
(Santrock, 2011). Fenomena seperti rendahnya semangat belajar, meningkatnya
kecemasan akademik, kurangnya kesadaran diri, serta maraknya perilaku
menyimpang seperti bullying, cyberbullying, hingga penurunan etika pergaulan
menjadi gejala yang semakin tampak di lingkungan pendidikan (Komalasari &
Saripudin, 2018).
Kondisi ini menunjukkan
bahwa sistem pendidikan tidak cukup hanya menekankan aspek kognitif, tetapi
juga perlu mengembangkan ranah afektif dan spiritual siswa. Siswa tidak hanya
membutuhkan pengetahuan, tetapi juga perlu diarahkan untuk mengenali dirinya, mengelola
emosi, membangun tujuan hidup, serta memiliki ketahanan mental dalam menghadapi
tantangan (Goleman, 2005). Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
pendekatan berbasis kesadaran diri (self-awareness) berperan penting
dalam membentuk karakter siswa dan meningkatkan motivasi intrinsik (Schunk,
Pintrich, & Meece, 2010).
Dalam konteks inilah, The7Awareness
Training menjadi salah satu pendekatan yang relevan dan aplikatif.
Dikembangkan oleh Naqoy (Nanang Qosim Yusuf), The7Awareness terdiri dari
tujuh pilar kesadaran: Thinking, Silence, Success, Soul, Wisdom, Vision,
dan Surrender. Setiap tahap dirancang untuk membantu individu mengenali
potensi terbaik dalam dirinya, membentuk arah hidup yang jelas, serta
meningkatkan kemampuan untuk mengelola tekanan dan perubahan dengan cara yang
bijaksana dan spiritual (Yusuf, 2012).
Pelatihan The7Awareness
yang diselenggarakan di SMP Labschool FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta
memiliki pengaruh penting dalam membentuk karakter siswa yang lebih fokus, bertanggung
jawab, dan sadar tujuan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang refleksi
pribadi, tetapi juga menciptakan atmosfer positif dalam lingkungan belajar.
Dengan pendekatan spiritual dan psikologis yang seimbang, siswa dibimbing untuk
mengenali potensi diri dan memahami nilai penting dari proses belajar sebagai
bagian dari misi hidup mereka.
Hal ini sejalan dengan
temuan dari tesis Umronih (2021) yang meneliti pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah di Sekolah Islam Al Azhar melalui pendekatan The7Awareness. Dalam
penelitiannya, Umronih menunjukkan bahwa kepala sekolah yang menerapkan
nilai-nilai The7Awareness mampu menciptakan budaya kepemimpinan yang
lebih humanis, reflektif, dan berorientasi pada pengembangan karakter.
Nilai-nilai seperti kesadaran, keteladanan, dan tanggung jawab spiritual
menjadi elemen penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan belajar, baik
bagi guru maupun siswa. Dengan kata lain, penerapan The7Awareness tidak
hanya relevan bagi siswa, tetapi juga terbukti efektif dalam membentuk kepemimpinan
yang transformatif dan berdampak luas dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, penelitian
ini penting dilakukan untuk mengkaji secara ilmiah sejauh mana The7Awareness
mampu menjawab persoalan motivasi belajar siswa masa kini dan bagaimana pendekatan
ini dapat diintegrasikan secara efektif dalam sistem pendidikan sekolah
menengah
LANDASAN TEORI
The7Awareness merupakan
pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan potensi terbaik siswa melalui
kesadaran diri, pengelolaan emosi, pembentukan tujuan hidup yang jelas, dan
peningkatan motivasi intrinsik. Setiap pilar dalam The7Awareness
berfungsi untuk melatih siswa dalam berbagai aspek kehidupan mereka, mulai dari
pengelolaan pikiran dan emosi hingga pengembangan karakter spiritual yang
kokoh. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya menjadi cerdas
secara akademis, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang bijaksana,
bertanggung jawab, dan memiliki tujuan hidup yang lebih jelas.
Kepemimpinan transformatif
adalah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Burns (1978) dan lebih
lanjut dikembangkan oleh Bass (1985). Teori ini menekankan pentingnya pemimpin
yang mampu menginspirasi, memotivasi, dan mengubah pengikutnya untuk mencapai
tujuan yang lebih besar. Bass (1985) menyatakan bahwa pemimpin transformatif
berperan dalam memotivasi pengikutnya untuk melampaui kepentingan pribadi dan
mencapai hasil yang lebih besar melalui keteladanan dan dukungan. Dalam
pendidikan, kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan transformatif dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan pribadi siswa, baik secara
akademik maupun karakter. Hal ini terkait langsung dengan penerapan The7Awareness
Training, yang bertujuan untuk membangun kesadaran diri dan motivasi
intrinsik siswa untuk mencapai tujuan hidup mereka (Bass, 1985).
Menurut Avolio dan Bass
(1991), pemimpin transformatif dapat meningkatkan komitmen dan kinerja individu
dengan menciptakan visi yang menarik serta menyediakan dukungan emosional dan
intelektual. Dalam konteks pelatihan The7Awareness, kepemimpinan
transformatif diterjemahkan ke dalam kemampuan untuk menginspirasi siswa agar
berkembang lebih jauh, tidak hanya secara akademik tetapi juga dalam aspek
emosional dan spiritual mereka.
Kecerdasan emosional adalah
konsep yang dikembangkan oleh Goleman (1995), yang menyatakan bahwa kecerdasan
intelektual saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan.
Sebaliknya, kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi—baik dalam diri
sendiri maupun orang lain sangat penting. Goleman (1995) mengemukakan bahwa
kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen utama: kesadaran diri,
pengelolaan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Dalam konteks
pendidikan, kecerdasan emosional memengaruhi bagaimana siswa berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya dan bagaimana mereka menghadapi tekanan akademik
dan emosional.
Penerapan The7Awareness
Training dalam pendidikan berfokus pada pengembangan kecerdasan emosional
siswa. Pilar-pilar seperti Silence dan Soul dalam pelatihan ini
memberikan ruang bagi siswa untuk merenung dan mengenali perasaan mereka.
Goleman (1995) mengungkapkan bahwa dengan meningkatkan kesadaran diri, siswa
dapat mengelola stres, mengembangkan empati, dan memperbaiki hubungan sosial
mereka, yang secara langsung berdampak pada kinerja akademik mereka.
Pengembangan karakter dan
kesadaran diri adalah komponen penting dalam pendidikan yang mendalam. Rogers
(1961) dalam bukunya On Becoming a Person menjelaskan bahwa individu
yang memiliki kesadaran diri yang tinggi cenderung lebih bijaksana dalam
mengambil keputusan dan memiliki pandangan hidup yang lebih positif. Kesadaran
diri memungkinkan individu untuk merenung, mengenali kekuatan dan kelemahan
diri, serta bertindak lebih otentik dalam kehidupannya.
Pilar Thinking dan Success
dalam The7Awareness sangat terkait dengan pengembangan kesadaran diri
ini. Pelatihan ini membantu siswa memahami tujuan hidup mereka dan menggali
potensi terbaik dalam diri mereka. Hal ini sesuai dengan pandangan Rogers
(1961) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki kesadaran diri yang baik
akan mampu mengeksplorasi potensi dirinya secara lebih mendalam. Oleh karena
itu, pelatihan ini memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan karakter
dan kesadaran diri siswa.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah eksperimental dengan desain pretest-posttest
control group, yang memungkinkan untuk mengukur pengaruh langsung
pelatihan The7Awareness terhadap peningkatan motivasi belajar,
kecerdasan emosional, dan pengembangan karakter siswa di SMP Labschool FIP UMJ.
Dengan menggunakan instrumen yang tepat dan analisis statistik yang tepat,
diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang signifikan dan berguna
untuk pengembangan program pendidikan di sekolah.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimental yang bertujuan untuk
menguji pengaruh The7Awareness Training terhadap variabel-variabel
yang diteliti, yakni motivasi belajar, kecerdasan emosional, dan pengembangan
karakter siswa di SMP Labschool FIP UMJ. Pendekatan kuantitatif dipilih karena
memungkinkan untuk mengukur secara objektif pengaruh yang ditimbulkan oleh
suatu perlakuan (dalam hal ini pelatihan The7Awareness) terhadap
kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
(kelompok kontrol).
Desain penelitian yang
digunakan adalah pretest-posttest
control group design, sebuah desain eksperimental yang
memungkinkan perbandingan antara kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah eksperimen. Dalam desain ini, dua kelompok dipilih
secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Labschool FIP UMJ
yang terdaftar pada tahun ajaran penelitian. Sampel yang digunakan adalah siswa
kelas 8, yang dipilih secara acak menggunakan teknik random sampling. Teknik ini memastikan bahwa setiap
individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih, yang
meningkatkan validitas eksternal dari hasil penelitian. Sampel yang diambil
cukup besar untuk memastikan kekuatan statistik yang memadai guna menghasilkan
hasil .
HASIL PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan untuk menguji pengaruh pelatihan The7Awareness terhadap
motivasi belajar, kecerdasan emosional, dan pengembangan karakter siswa di SMP
Labschool FIP UMJ. Data yang diperoleh melalui kuesioner dan tes pada pretest
dan posttest dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk
menggambarkan karakteristik sampel, dan uji t untuk menguji perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel
berikut menunjukkan rata-rata skor pretest dan posttest untuk ketiga variabel
yang diteliti:
Variabel |
Kelompok Eksperimen |
Kelompok Kontrol |
Motivasi Belajar (Pretest) |
65.4 |
66.2 |
Motivasi Belajar (Posttest) |
85.3 |
68.5 |
Kecerdasan Emosional (Pretest) |
70.1 |
71.3 |
Kecerdasan Emosional (Posttest) |
82.4 |
73.1 |
Pengembangan Karakter (Pretest) |
72.3 |
71.8 |
Pengembangan Karakter (Posttest) |
86.7 |
74.2 |
Analisis Statistik
Untuk menguji hipotesis penelitian,
dilakukan analisis uji t untuk sampel berpasangan pada data
pretest dan posttest dari kelompok eksperimen. Hasil analisis menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok eksperimen untuk ketiga variabel yang diteliti, yaitu motivasi
belajar, kecerdasan emosional, dan pengembangan karakter.
- Motivasi
Belajar:
Berdasarkan hasil uji t, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest
dan posttest pada kelompok eksperimen (t = 8.33, p < 0.01), menunjukkan
bahwa pelatihan The7Awareness berhasil meningkatkan motivasi
belajar siswa secara signifikan.
- Kecerdasan
Emosional:
Uji t untuk kecerdasan emosional menunjukkan perbedaan signifikan antara
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (t = 7.29, p < 0.01),
yang mengindikasikan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan
kecerdasan emosional siswa.
- Pengembangan
Karakter:
Hasil uji t pada variabel pengembangan karakter juga menunjukkan perbedaan
signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (t = 9.17,
p < 0.01). Ini mengindikasikan bahwa The7Awareness Training
dapat berkontribusi dalam pengembangan karakter siswa, khususnya dalam hal
ketahanan mental, empati, dan disiplin.
Selain itu, untuk kelompok kontrol,
meskipun terdapat peningkatan pada ketiga variabel tersebut setelah periode
waktu yang sama, perbedaannya tidak signifikan secara statistik (p > 0.05).
Ini menunjukkan bahwa pelatihan The7Awareness memiliki pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional yang
diterapkan pada kelompok kontrol.
Pembahasan Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan
The7Awareness memberikan
dampak yang signifikan terhadap motivasi belajar, kecerdasan emosional, dan
pengembangan karakter siswa di SMP Labschool FIP UMJ. Peningkatan yang terjadi
di kelompok eksperimen dapat diatributkan pada penerapan konsep The7Awareness,
yang mencakup pengembangan kesadaran diri, manajemen emosi, dan penguatan
mental, yang berkontribusi pada peningkatan motivasi dan kemampuan siswa dalam
menghadapi tantangan belajar.
Pelatihan The7Awareness yang
melibatkan tujuh komponen (Thinking, Silence, Success, Soul, Wisdom, Vision,
Surrender) memberikan pendekatan holistik untuk mengembangkan potensi diri
siswa. Siswa yang mengikuti pelatihan ini menunjukkan peningkatan dalam hal
ketahanan mental, disiplin, dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan
belajar mereka. Peningkatan kecerdasan emosional juga terlihat jelas, di mana
siswa lebih mampu mengelola stres dan emosi dalam menghadapi tekanan belajar.
Keberhasilan pelatihan ini juga
menunjukkan bahwa pendekatan berbasis kesadaran dan pengembangan karakter,
seperti The7Awareness, lebih efektif dalam memotivasi siswa dan
meningkatkan kualitas karakter mereka, jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional
yang tidak memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan emosional dan
spiritual siswa.
Perbandingan dengan Penelitian Terkait
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa program pelatihan yang melibatkan
pengembangan kecerdasan emosional dan kesadaran diri memiliki pengaruh positif
terhadap hasil belajar dan perkembangan karakter siswa (Goleman, 1995; Salovey
& Mayer, 1990). Pelatihan The7Awareness yang mengintegrasikan
konsep-konsep ini juga mendukung temuan-temuan tersebut dengan memberikan hasil
yang signifikan dalam konteks pendidikan di SMP.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, dapat
disimpulkan bahwa pelatihan The7Awareness memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar, kecerdasan emosional, dan
pengembangan karakter siswa di SMP Labschool FIP UMJ. Oleh karena itu,
pelatihan The7Awareness dapat dijadikan sebagai salah satu metode yang
efektif untuk mendukung pengembangan diri siswa di lingkungan sekolah. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pengembangan program pendidikan berbasis pengembangan karakter dan kecerdasan
emosional di sekolah-sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Goleman, D. (2005). Emotional Intelligence. New York: Bantam.
Umronih(2021). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Islam
Al Azhar melalui Pendekatan The7Awareness (Tesis Magister, Universitas
Pamulang).
Komalasari, K., & Saripudin, D. (2018). Character Education:
Concept and Implementation in Curriculum. Bandung: Refika Aditama.
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2010). Motivation
in Education: Theory, Research, and Applications. Upper Saddle River:
Pearson Education.
Santrock, J. W. (2011). Educational Psychology (5th ed.). New
York: McGraw-Hill.
Alwisol, A. (2012). Psikologi
Kepribadian. Jakarta: Kencana.
Goleman, D. (1995). Emotional
Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. New York: Bantam.
Hidayati, N., & Syafii, M. (2020). Pengaruh Pengembangan
Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Pendidikan Karakter, 7(2), 112-126.
Hurlock, E. B. (1978). Developmental
Psychology: A Life-Span Approach. New York: McGraw-Hill.
Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools
Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation
and Learning: Theory, Research, and Applications. Upper Saddle River:
Pearson Education.
Yusuf, N. Q. (2012). The7Awareness: Menjadi Manusia di Atas Rata-Rata.
Jakarta: Gramedia.